7/17/10

Current Perpective on Beta Blockers in Hypertension

Sejak ditemukannya obat penyekat beta (beta blocker) sebagai obat anti iskemia, anti hipertensi, dan anti gagal jantung beberapa dekade lalu, perannya sebagai anti gagal jantung dan anti iskemia bertambah kuat. Sementara itu, perannya sebagai anti hipertensi pada populasi tanpa indikasi tambahan (compelling indications) masih dipertanyakan oleh sebagian kelompok profesi seperti The National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE) yang berkolaborasi dengan The British Hypertension Society (BHS), dan juga The Canadian Hypertension Education Program (CHEP).

BHS-NICE menempatkan penyekat beta sebagai pilihan ke-4 dalam pengobatan hipertensi setelah inhibitor ACE, antagonis kalsium, dan diuretik thiazide. Sementara itu, CHEP tidak merekomendasikan penggunaan penyekat beta sebagai obat pilihan pertama pada penderita hipertensi tanpa indikasi tambahan yang berusia di atas 60 tahun. Berbeda dengan dua organisasi ini, pedoman tatalaksana (guidelines) hipertensi yang dikeluarkan oleh dua organisasi besar dari Amerika dan Eropa tetap merekomendasikan penggunaan penyekat beta sebagai pilihan pertama tanpa memandang usia. The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) dari Amerika maupun gabungan European Society of Hypertension (ESH) dan European Society of Hypertension (ESC) menempatkan peran penyekat beta simbang dengan obat anti-hipertensi lain dalam pengobatan hipertensi tanpa indikasi tambahan.

Keberatan menggunakan penyekat beta pada penderita hipertensi tanpa indikasi tambahan terutama dihubungkan dengan efek dis-metabolik yang diakibatkannya seperti terjadinya diabetes melitus onset baru maupun gangguan metabolisme lemak. Satu-satunya keberatan yang masuk akal untuk menggunakan penyekat beta sebagai obat pilihan pertama adalah pada penderita hipertensi dengan sindrom metabolik, mengingat penderita ini beresiko tinggi untuk menjadi diabetes di masa depan. Dalam keadaan ini, penggunaan penyekat beta sebagai tambahan pada obat anti-hipertensi lain disaat tekanan darah tidak dapat dikontrol dengan obat tunggal.

Dalam keadaan terdapat indikasi tambahan berupa penyakit jantung iskemik atau gagal jantung, penyekat beta mutlak harus digunakan (kecuali ada indikasi kontra). Artinya, keberatan terhadap penggunaan penyekat beta (efek dis-metabolik) harus disampingkan mengingat penyekat beta dapat menurunkan resiko kematian. Pilihan penyekat beta yang tepat, dalam keadaan ini, adalah penyekat beta yang selektif terutama yang mempunyai aktifitas simpatomimetik intrinsik (ISA) rendah seperti bisoprolol atau metaprolol.

Penyekat beta mempunyai beberapa indikasi kontra bagi jantung (gagal jantung berat, bradikardia berat, dan blok AV derajat 2 dan 3), paru (asma bronkiale dan konstriksi bronkus), dan pembuluh darah perifer (gangren klaudikasio berat, nekrosis kulit). Sementara itu, penyakit paru obdtruktif kronis, disfungsi ereksi dan penyakit pembuluh darah perifer ringan bukan merupakan indikasi kontra, terutama jika dihadapkan pada penyekat beta yang selektif (bisoprolol, metoprolol).

Dipresentasikan oleh dr.Erwinanto SpJP(K). Dalam acara The 5th Cirebon Cardiology Update. Tanggal 17-18 Juli 2010, di Grage Multi Function, Grage Hotel Cirebon.

regards, taniafdi ^_^

No comments:

7/17/10

Current Perpective on Beta Blockers in Hypertension

Sejak ditemukannya obat penyekat beta (beta blocker) sebagai obat anti iskemia, anti hipertensi, dan anti gagal jantung beberapa dekade lalu, perannya sebagai anti gagal jantung dan anti iskemia bertambah kuat. Sementara itu, perannya sebagai anti hipertensi pada populasi tanpa indikasi tambahan (compelling indications) masih dipertanyakan oleh sebagian kelompok profesi seperti The National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE) yang berkolaborasi dengan The British Hypertension Society (BHS), dan juga The Canadian Hypertension Education Program (CHEP).

BHS-NICE menempatkan penyekat beta sebagai pilihan ke-4 dalam pengobatan hipertensi setelah inhibitor ACE, antagonis kalsium, dan diuretik thiazide. Sementara itu, CHEP tidak merekomendasikan penggunaan penyekat beta sebagai obat pilihan pertama pada penderita hipertensi tanpa indikasi tambahan yang berusia di atas 60 tahun. Berbeda dengan dua organisasi ini, pedoman tatalaksana (guidelines) hipertensi yang dikeluarkan oleh dua organisasi besar dari Amerika dan Eropa tetap merekomendasikan penggunaan penyekat beta sebagai pilihan pertama tanpa memandang usia. The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) dari Amerika maupun gabungan European Society of Hypertension (ESH) dan European Society of Hypertension (ESC) menempatkan peran penyekat beta simbang dengan obat anti-hipertensi lain dalam pengobatan hipertensi tanpa indikasi tambahan.

Keberatan menggunakan penyekat beta pada penderita hipertensi tanpa indikasi tambahan terutama dihubungkan dengan efek dis-metabolik yang diakibatkannya seperti terjadinya diabetes melitus onset baru maupun gangguan metabolisme lemak. Satu-satunya keberatan yang masuk akal untuk menggunakan penyekat beta sebagai obat pilihan pertama adalah pada penderita hipertensi dengan sindrom metabolik, mengingat penderita ini beresiko tinggi untuk menjadi diabetes di masa depan. Dalam keadaan ini, penggunaan penyekat beta sebagai tambahan pada obat anti-hipertensi lain disaat tekanan darah tidak dapat dikontrol dengan obat tunggal.

Dalam keadaan terdapat indikasi tambahan berupa penyakit jantung iskemik atau gagal jantung, penyekat beta mutlak harus digunakan (kecuali ada indikasi kontra). Artinya, keberatan terhadap penggunaan penyekat beta (efek dis-metabolik) harus disampingkan mengingat penyekat beta dapat menurunkan resiko kematian. Pilihan penyekat beta yang tepat, dalam keadaan ini, adalah penyekat beta yang selektif terutama yang mempunyai aktifitas simpatomimetik intrinsik (ISA) rendah seperti bisoprolol atau metaprolol.

Penyekat beta mempunyai beberapa indikasi kontra bagi jantung (gagal jantung berat, bradikardia berat, dan blok AV derajat 2 dan 3), paru (asma bronkiale dan konstriksi bronkus), dan pembuluh darah perifer (gangren klaudikasio berat, nekrosis kulit). Sementara itu, penyakit paru obdtruktif kronis, disfungsi ereksi dan penyakit pembuluh darah perifer ringan bukan merupakan indikasi kontra, terutama jika dihadapkan pada penyekat beta yang selektif (bisoprolol, metoprolol).

Dipresentasikan oleh dr.Erwinanto SpJP(K). Dalam acara The 5th Cirebon Cardiology Update. Tanggal 17-18 Juli 2010, di Grage Multi Function, Grage Hotel Cirebon.

regards, taniafdi ^_^

No comments: