7/27/11

Penggunaan Antibiotika Selama Kehamilan


Menurut hasil studi berbasis populasi, kasus-kontrol di berbagai lokasi, yang telah dilaporkan dalam Archives of Pediatric & Adolescent Medicine November 2009, banyak antibiotika yang telah digunakan selama kehamilan, kecuali sulfonamide dan nitrofurantoin, tidak dikaitkan dengan kelainan janin.

Krista S.Crider, PhD dkk dari US Centers for Disease Control and Prevention di Atlanta, Gerogia, menulis bahwa antimikroba dan antibiotika khususnya, merupakan obat yang sering digunakan selama kehamilan karena terapi infeksi penting untuk kesehatan ibu dan janinnya.

Meskipun tampaknya beberapa golongan antibiotika relatif aman digunakan selama kehamilan, namun sebelumnya belum ada studi skala besar yang menilai keamanan atau resiko berbagai golongan antibakteri.

Tujuan The National Birth Defects Prevention Study yang dilakukan si AS tersebut adalah menilai kaitan antara penggunaan antibiotika selama fase perkembangan pada kehamilan awal (dari 1 bulan sebelum kehamilan hingga 3 bulan usia kehamilan) dengan kelainan janin.

Studi tersebut melibatkan 13.155 ibu yang janinnya mengalami 1 kelainan saat lahir yang dideteksi melalui program surveilans kelainan janin di 10 negara bagian. Subyek kontrol adalah 4941 ibu yang secara acak dipilih dari daerah geografik yang sama.

Dalam studi ini dicatat penggunaan antibiotika oleh ibu hamil selama periode 1 bulan sebelum hamila hingga akhir trisemester pertama, dan parameter penilaian utama adalah Odd Ratio (OR) yang menggambarkan kaitan antara penggunaan antibiotika spesifik dan kelainan janin yang telah ditentukan.

Selama kehamilan, penggunaan antibiotika dilaporkan meningkat dan puncaknya selama bulan ketiga. Penggunaan antibiotika pada satu waktu selama periode 3 bulan sebelum hamil hingga akhir kehamilan dilaporkan sebesar 29,4% pada ibu yang janinnya mengalami kelainan saat lahir dan 29,7% pada subyek kontrol.

Kelainan janin yang dikaitkan dengan sulfonamide adalah anensefali (OR 3,4), sindroma jantung kiri hipoplastik (OR 3,2), koarktasio aorta (OR 27), atresia koanal (OR 8,0), kelainan gerak transversal (OR 2,5), dan hernia diafragmatik (OR 4,2).

Kelainan janin yang dikaitkan dengan nitrofurantoin adalah anoftalmia atau mikrooftalmos (OR 3,7), sindrom jantung kiri hipoplastik (OR 4,2), defek septum atrium (OR 1,9), dan celah bibir dan palatum (OR 2,1). Eritromisin dikaitkan dengan 2 defek dan penisilin, sefalosporin serta kuinolon masing-masing dikaitkan dengan 1 defek.

Meskipun penisilin, eritromisin, dan sefalosporin sering digunakan oleh ibu hamil, tidak dikaitkan dengan kebanyakan kelainan janin. Sedangkan sulfonamid dan nitrofurantoin dikaitkan dengan beberapa kelainan janin sehingga memerlukan tambahan penelitian yang cermat.

Keterbatasan studi ini meliputi disain retrospektif yang tidak mampu menentukan kaitan penyebab; penentuan penyebab kelainan janin merupakan hal yang problematik, kelainan tunggal dapat terjadi karena  berbagai penyebab, selain itu adanya kemungkinan bias dan kesulitan menentukan apakah kelainan janin dikaitkan dengan antibiotika khusus atau dengan infeksi yang dialami.

Meskipun tidak dapat menentukan keamanan obat selama kehamilan, tetapi studi ini menunjukkan risiko yang dikaitkan dengan banyak golongan antibakteri yang digunakan selama kehamilan.

Sumber : CDK 175 / Vol.37 No.2 / Maret-April 2010



Referensi :
1.       Many Antibitocs Used  During Pregnancy Are Not Associated With Several Birth Defects (http://www.medscape.com/viewarticle/711665_print)
2.       Antibiotic Use During Pregnancy And Birth Defects: Study Examines Associations. (http://www.sciencedaily.com/releases/2009/11/091102171417.htm)


regards, taniafdi ^_^

No comments:

7/27/11

Penggunaan Antibiotika Selama Kehamilan


Menurut hasil studi berbasis populasi, kasus-kontrol di berbagai lokasi, yang telah dilaporkan dalam Archives of Pediatric & Adolescent Medicine November 2009, banyak antibiotika yang telah digunakan selama kehamilan, kecuali sulfonamide dan nitrofurantoin, tidak dikaitkan dengan kelainan janin.

Krista S.Crider, PhD dkk dari US Centers for Disease Control and Prevention di Atlanta, Gerogia, menulis bahwa antimikroba dan antibiotika khususnya, merupakan obat yang sering digunakan selama kehamilan karena terapi infeksi penting untuk kesehatan ibu dan janinnya.

Meskipun tampaknya beberapa golongan antibiotika relatif aman digunakan selama kehamilan, namun sebelumnya belum ada studi skala besar yang menilai keamanan atau resiko berbagai golongan antibakteri.

Tujuan The National Birth Defects Prevention Study yang dilakukan si AS tersebut adalah menilai kaitan antara penggunaan antibiotika selama fase perkembangan pada kehamilan awal (dari 1 bulan sebelum kehamilan hingga 3 bulan usia kehamilan) dengan kelainan janin.

Studi tersebut melibatkan 13.155 ibu yang janinnya mengalami 1 kelainan saat lahir yang dideteksi melalui program surveilans kelainan janin di 10 negara bagian. Subyek kontrol adalah 4941 ibu yang secara acak dipilih dari daerah geografik yang sama.

Dalam studi ini dicatat penggunaan antibiotika oleh ibu hamil selama periode 1 bulan sebelum hamila hingga akhir trisemester pertama, dan parameter penilaian utama adalah Odd Ratio (OR) yang menggambarkan kaitan antara penggunaan antibiotika spesifik dan kelainan janin yang telah ditentukan.

Selama kehamilan, penggunaan antibiotika dilaporkan meningkat dan puncaknya selama bulan ketiga. Penggunaan antibiotika pada satu waktu selama periode 3 bulan sebelum hamil hingga akhir kehamilan dilaporkan sebesar 29,4% pada ibu yang janinnya mengalami kelainan saat lahir dan 29,7% pada subyek kontrol.

Kelainan janin yang dikaitkan dengan sulfonamide adalah anensefali (OR 3,4), sindroma jantung kiri hipoplastik (OR 3,2), koarktasio aorta (OR 27), atresia koanal (OR 8,0), kelainan gerak transversal (OR 2,5), dan hernia diafragmatik (OR 4,2).

Kelainan janin yang dikaitkan dengan nitrofurantoin adalah anoftalmia atau mikrooftalmos (OR 3,7), sindrom jantung kiri hipoplastik (OR 4,2), defek septum atrium (OR 1,9), dan celah bibir dan palatum (OR 2,1). Eritromisin dikaitkan dengan 2 defek dan penisilin, sefalosporin serta kuinolon masing-masing dikaitkan dengan 1 defek.

Meskipun penisilin, eritromisin, dan sefalosporin sering digunakan oleh ibu hamil, tidak dikaitkan dengan kebanyakan kelainan janin. Sedangkan sulfonamid dan nitrofurantoin dikaitkan dengan beberapa kelainan janin sehingga memerlukan tambahan penelitian yang cermat.

Keterbatasan studi ini meliputi disain retrospektif yang tidak mampu menentukan kaitan penyebab; penentuan penyebab kelainan janin merupakan hal yang problematik, kelainan tunggal dapat terjadi karena  berbagai penyebab, selain itu adanya kemungkinan bias dan kesulitan menentukan apakah kelainan janin dikaitkan dengan antibiotika khusus atau dengan infeksi yang dialami.

Meskipun tidak dapat menentukan keamanan obat selama kehamilan, tetapi studi ini menunjukkan risiko yang dikaitkan dengan banyak golongan antibakteri yang digunakan selama kehamilan.

Sumber : CDK 175 / Vol.37 No.2 / Maret-April 2010



Referensi :
1.       Many Antibitocs Used  During Pregnancy Are Not Associated With Several Birth Defects (http://www.medscape.com/viewarticle/711665_print)
2.       Antibiotic Use During Pregnancy And Birth Defects: Study Examines Associations. (http://www.sciencedaily.com/releases/2009/11/091102171417.htm)


regards, taniafdi ^_^

No comments: