Studi terbaru menunjukkan bahwa hiponatremia ringan dapat meningkatkan risiko independen fraktur pada osteoporosis, karena hiponatremia ringan menyebabkan kelainan keseimbangan dan gaya berjalan, serta meningkatkan risiko terjatuh.
Dr. Joseph A. Estace dkk. dari Cork University Hospital melakukan studi retrospektif untuk memastikan hubungan hiponatremia dengan timbulnya fraktur.
Studi ini mencakup 1408 perempuan yang menjalani pemeriksaan densitas mineral tulang dan pemeriksaan laboratorium lainnya pada September 2006 - April 2007. Laporan mandiri terjadinya fraktur dikonfirmasi dengan hasil radiologi dan/atau laporan klinik fraktur.
Kadar natrium serum rata-rata adalah 14,6 mmol/l. Secara keseluruhan, sebanyak 59 subyek (4,2%) mengalami hiponatremia (natrium < 135 mmol/l), 634 (45%) mengalami osteoporosis, dan 254 (18,0%) mengalami minimal 1 fraktur.
Insidensi hiponatremia adalah 8,7% pada perempuan dengan fraktur, dibanding 3,2% tanpa fraktur (p<0,001). Pada analisis multivariat, hiponatremia secara bermakna dan secara independen berhubungan dengan terjadinya fraktur (rasio risiko 2,25; p<0,01).
Meskipun hiponatremia ringan cukup sering ditemukan pada orang tua, tetapi sering diabaikan. Jika hasil studi ini dapat dikonfirmasi, maka diperlukan perhatian lebih besar untuk mendeteksi dan mengobati hiponatremia terutama pada individu dengan risiko tinggi terjatuh.
Selain itu, karena hiponatremia seringkali iatrogenik dan berhubungan dengan penggunaan diuretik tiazid atau SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors), hal ini harus secara aktif dilakukan skrining untuk memulai terapi, dan jika terdeteksi maka rasio "manfaat-risiko" untuk melanjutkan pengobatan pada indivisu bersangkutan, perlu direevaluasi.
Source : Clinical Journal of The American Society of Nephrology 2010; doi:10.2215/CJN.06120809).
regards, taniafdi ^_^
No comments:
Post a Comment