7/17/10

MY GIRL

Hmm..., sebenarnya ini salah satu film lama. Di masanya  film ini cukup terkenal, karena ada Macaulay Culkin si anak Home Alone yang jadi salah satu pemainnya. Tapi kali ini kita sama sekali tidak membahas si anak yang super cerdik itu. Yup, kali ini kita mengulas film My Girl. Film ini salah satu film favorit saya waktu jamannya anak-anak dulu. Sampai-sampai model rambut pemeran anak wanitanya jadi hit di rumah saya. Secara saya cuma punya saudari, kita-kita jadinya berlomba-lomba bikin model rambutnya, alias ekor kuda.Walaupun rambut pendek (sama sekali ga mendukung untuk ekor kuda) tapi tetep maksain. Kalo diinget-inget..., berasa dudul banget. Maklumlah, masih anak-anak... :) .

Kembali ke film. Film ini berseting musim panas tahun 1972. Bercerita tentang seorang anak perempuan bernama Vada Sultenfuss (Anna Chlumsky), yang sifatnya tomboy dan agak hiponkondria. Ayah Vada adalah seorang duda yang sama sekali tidak mengerti akan anaknya sehingga cenderung mengabaikan anak perempuan satu-satunya ini. Profesinya adalah seorang ahli pemakaman gitu (kalo ga salah), profesi sang ayah membuat si anak tumbuh dan berkembang dengan menganggap kematian sebagai suatu hal yang sangat mengerikan. Vada juga berpikiran bahwa ia lah yang membunuh sang ibu, karena ibunya meninggal saat melahirkannya. Vada sering diejek oleh anak perempuan lainnya karena satu-satunya sahabat dekatnya adalah Thomas J Sennett (Macaulay Culkin), seorang anak laki-laki yang tidak populer sama sekali. Pengalaman musim panas Vada mengantarkannya pada tahap-tahap pendewasaan yang harus dihadapinya tanpa seorang ibu.

Secara overall, film ini cukup berkesan.., setidaknya nilai moral yang diambil yaitu bagaimana kita "bersahabat" dengan kesedihan dan belajar menerima sesuatu yang ada di depan mata. Cukup untuk direkomendasikan di tonton di akhir pekan.


regards, taniafdi ^_^

Traksi dalam Orthopedi.

Traksi mempunyai peran penting dalam tatalaksana orthopedi. Traksi dapat digunakan untuk mereposisi fraktur dan dapat digunakan untuk mempertahankan posisi frkatur (retaining/imobilisasi). Tujuan traksi yaitu mempertahankan panjang suatu ekstrimitas, mempertahankan kesegarisan (alignment) maupun keseimbangan (stability) pada fraktur.

Dengan pemasangan traksi gerakan suatu sendi dimungkinkan dengan sekaligus tetap mempertahankan kesegarisan fragmen-fragmen tulang. Dengan traksi spastisitas otot yang disebabkan penyakit pada tulang dan sendi dapat direlaksasi. Dengan traksi tungkai yang mengalami pembengkakan dapat ditinggikan sehingga mengurangi pembengkakan.

Jenis-jenis traksi yaitu :

Traksi kulit (Skin traction) :
Traksi yang dilakukan dengan melakukan tarikan pada fragmen fraktur melalui kulit. Traksi kulit biasanya digunakan sebagai terapi sementara (temporary splint) karena keterbatasan pembebanan atau daya tarikan (maksimal beban 6 kg) dan usia traksinya tidak tahan lama (biasanya traksi kulit harus diganti maksimal 2 minggu). Namun traksi kulit juga dapat digunakan sebagai terapi definitif, misalnya pada terapi fraktur femur pada anak usia 5 tahun dengan Bryant traction (gambar pertama), atau pada usia di atas 5 tahun dengan Hamilton-Russell traction (gambar ke-2). Komplikasi traksi kulit meliputi : kerusakan pada kulit (bulae) dan cedera saraf tepi (cedera nervus peroneus).


Traksi tulang (Bone traction) :
Traksi yang dilakukan dengan melakukan tarikan pada fragmen fraktur melalui tulang (memasang steimann pin pada tulang). Traksi tulang dapat digunakan sebagai terapi definitif. Contoh traksi tulang definitif yaitu Balance Skeletal Traction pada fraktur femur (gambar ke-3). Komplikasi yang sering timbul pada traksi tulang adalah : infeksi pada pin (pin tract infection) dan pin yang kendur (pin loosening). Sedangkan komplikasi lainnya yang dapat terjadi adalah komplikasi umum terapi konservatif pada fraktur yaitu yang lebi dikenal sebagai fracture disease terdiri dari : kekuatan sendi (joint stiffness), osteoporosis (disuse osteoporosis) dan atropi otot.








Sumber : Gunawan B. Tatalaksana Cedera Ekstrimitas dalam Jurnal Kedokteran Indonesia Medicinal. Ed IX, vol 3, 15 April - 15 Mei 2010. 34.

regards, Tania ^_^

Konsep "Rantai Hangat" pada Tatalaksana Hipotermia Bayi Baru Lahir.

Bayi harus tetap berada dalam keadaan yanga hangat di tempat kelahirannya (di rumah ataupun di rumah sakit) dan selama transportasi apabila perlu dirujuk. "Rantai Hangat" adalah situasi dimana 10 prosedur yang saling terkait dilakukan segera setelah lahir dan seterusnya, yang akan meminimalisir kemungkinan terjadinya hipotermia pada neonatus.

1. Ruang persalinan yang hangat (>25 derajat C).
2. Resusitasi yang hangat.
3. Pengeringan segera.
4. Kontak kulit ke kulit antara bayi dan ibunya.
5. ASI.
6. Menunda dimandikan dan penimbangan.
7. Pakaian dan lokasi tidur yang layak.
8. Rawat gabung.
9. Transportasi yang hangat.
10. Pelatihan / kesadaran tenaga kesehatan.


regards, taniafdi ^_^

Karakteristik Pasien Asma Atopik dan Non Atopik.

Berbagai literatur menunjukkan 50-70% kasus asma yang berhubungan dengan inflamasi eosinofilik (asma atopik) jalan nafas, sementara sisanya berhubungan dengan inflamasi non eosonofilik (asma non atopik).

Hasil penelitian membuktikan bahwa mekanisme inflamasi eosinofilik (asma atopik), yang terlibat dalam peningkatan hipereaktivitas bronkus dan obstruksi jalan nafas yang reversibel yang sesuai dengan karakteristik asma, juga untuk memberikan gambaran seberapa besar kasus asma non atopik pada pasien asma kontrol dan karakteristiknya.

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan Poli Klinik Paru Bagian Dalam Fakultaa Kedokteran Universitas Padjajaran atau Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung yang datang dalam keadaan serangan asma.

Hasil penelitian menunjukkan, dalam kurun waktu tanggal 14 sampai 29 Agustus 2009, didapatkan 19 jumlah kasus yang terdiri dari 8 pasien laki-laki (42,11%) dan 11 pasien perempuan (57,89%). Rentang usia 42 sampai 72 tahun, dengan rata-rata usia 51,7 tahun. Lamanya mengidap asma terlama sejak kecil 2 pasien (10,52%) dan terpendek kurang dari 1 tahun 1 pasien (5,23%).

Ada tiga faktor pencetus serangan asma adalah terpapar udara dingin 40,54%, terpapar debu 21,62%, dan rasa capai 10,81%. Riwayat merokok didapatkan pada 47,37% pasien. Didapatkan 16 pasien (84,21%) dengan riwayat atopik, dan 3 pasien (15,79%) tanpa riwayat atopik.

Didapatkan 33,33% kasus dengan peningkatan kadar eosinofil, sedangkan pada 66,67 kasus tidak didapatkan peningkatan kadar eosinofil tersebut. Kadar IgE meningkat pada 11,11% kasus, sementara kadar IgE normal didapatkan pada 88,89% kasus.

Bi;a dilihat dari kadar IgE yang menjadi pembeda antar asma atopik dan asma non atopik, sama non atopik, maka hasil penelitian ini berbeda cukup jauh dari teori yang didapatkan dari beberapa referensi yang, dimana pada penelitian ini didapatkan kadar IgE normal (asma non atopik) didapat pada 88,89% kasus dan hanya 11,11% kasus saja dengan kadar IgE meningkat (asama atopik), sementara dari referensi yang ada, asma atopik berperan pada 50-70% kasus asma.

Sumber : Medicinal Jurnal Kedokterak Indonesia, edisi IX, vol 3, 15 April - 15 Mei 2010.

regards, taniafdi ^_^

Current Perpective on Beta Blockers in Hypertension

Sejak ditemukannya obat penyekat beta (beta blocker) sebagai obat anti iskemia, anti hipertensi, dan anti gagal jantung beberapa dekade lalu, perannya sebagai anti gagal jantung dan anti iskemia bertambah kuat. Sementara itu, perannya sebagai anti hipertensi pada populasi tanpa indikasi tambahan (compelling indications) masih dipertanyakan oleh sebagian kelompok profesi seperti The National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE) yang berkolaborasi dengan The British Hypertension Society (BHS), dan juga The Canadian Hypertension Education Program (CHEP).

BHS-NICE menempatkan penyekat beta sebagai pilihan ke-4 dalam pengobatan hipertensi setelah inhibitor ACE, antagonis kalsium, dan diuretik thiazide. Sementara itu, CHEP tidak merekomendasikan penggunaan penyekat beta sebagai obat pilihan pertama pada penderita hipertensi tanpa indikasi tambahan yang berusia di atas 60 tahun. Berbeda dengan dua organisasi ini, pedoman tatalaksana (guidelines) hipertensi yang dikeluarkan oleh dua organisasi besar dari Amerika dan Eropa tetap merekomendasikan penggunaan penyekat beta sebagai pilihan pertama tanpa memandang usia. The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) dari Amerika maupun gabungan European Society of Hypertension (ESH) dan European Society of Hypertension (ESC) menempatkan peran penyekat beta simbang dengan obat anti-hipertensi lain dalam pengobatan hipertensi tanpa indikasi tambahan.

Keberatan menggunakan penyekat beta pada penderita hipertensi tanpa indikasi tambahan terutama dihubungkan dengan efek dis-metabolik yang diakibatkannya seperti terjadinya diabetes melitus onset baru maupun gangguan metabolisme lemak. Satu-satunya keberatan yang masuk akal untuk menggunakan penyekat beta sebagai obat pilihan pertama adalah pada penderita hipertensi dengan sindrom metabolik, mengingat penderita ini beresiko tinggi untuk menjadi diabetes di masa depan. Dalam keadaan ini, penggunaan penyekat beta sebagai tambahan pada obat anti-hipertensi lain disaat tekanan darah tidak dapat dikontrol dengan obat tunggal.

Dalam keadaan terdapat indikasi tambahan berupa penyakit jantung iskemik atau gagal jantung, penyekat beta mutlak harus digunakan (kecuali ada indikasi kontra). Artinya, keberatan terhadap penggunaan penyekat beta (efek dis-metabolik) harus disampingkan mengingat penyekat beta dapat menurunkan resiko kematian. Pilihan penyekat beta yang tepat, dalam keadaan ini, adalah penyekat beta yang selektif terutama yang mempunyai aktifitas simpatomimetik intrinsik (ISA) rendah seperti bisoprolol atau metaprolol.

Penyekat beta mempunyai beberapa indikasi kontra bagi jantung (gagal jantung berat, bradikardia berat, dan blok AV derajat 2 dan 3), paru (asma bronkiale dan konstriksi bronkus), dan pembuluh darah perifer (gangren klaudikasio berat, nekrosis kulit). Sementara itu, penyakit paru obdtruktif kronis, disfungsi ereksi dan penyakit pembuluh darah perifer ringan bukan merupakan indikasi kontra, terutama jika dihadapkan pada penyekat beta yang selektif (bisoprolol, metoprolol).

Dipresentasikan oleh dr.Erwinanto SpJP(K). Dalam acara The 5th Cirebon Cardiology Update. Tanggal 17-18 Juli 2010, di Grage Multi Function, Grage Hotel Cirebon.

regards, taniafdi ^_^

7/9/10

New Journal Article

Identification of Late-Onset Hypogonadism in Middle-Aged and Elderly Men


Effects of Medical Therapies on Retinopathy Progression in Type 2 Diabetes


Early Use of TIPS in Patients with Cirrhosis and Variceal Bleeding

Nilotinib versus Imatinib for Newly Diagnosed Chronic Myeloid Leukemia

Antiretroviral Regimens in Pregnancy and Breast-Feeding in Botswana


What's Best in the Treatment of Stress Urinary Incontinence?

Study Finds No Overall Increased Brain Tumor Risk from Cell Phones

regards, taniafdi ^_^

Health News

Fish Oil May Reduce Risk of Breast Cancer 

Exercise May Lower Women's Risk of Dementia Later in Life

Giving Birth Many Times Linked To Increased Risk Of Heart Disease


Study: Lifestyle May Not Prevent Alzheimer's

Healthy diet linked to lower risk of cataracts in women

Risk of Colon Cancer Double for Older Women With Type 2 Diabetes


 
regards, taniafdi ^_^

7/6/10

Untukku

Disaat engkau disana
Kadang langit terasa gelapnya

Kemana langkahku pergi
Slalu ada bayangmu
Ku yakin makna nurani
Kau takkan pernah terganti

Saat lautan kau sebrangi
Janganlah ragu bersauh
Ku percaya hati kecilku
Kau takkan berpaling

Reff:
Walau keujung dunia, pasti akan kunanti
Meski ke tujuh samudra, pastu ku kan menunggu
Karena ku yakin, Kau hanya untukku

Saat lautan kau sebrangi
Janganlah ragu bersauh
Ku yakin makna nurani
Kau takkan pernah terganti

Pandanglah bintang berpijar
Kau tak pernah tersembunyi
Dimana engkau berada
Disana cintaku

*back to reff*

Disaat engkau disana
Kadang langit terasa gelapnya
Namun bintang kan tunjukan
Rinduku pada dirinya

Walau keujung dunia, pasti akan kunanti
Meski ke tujuh samudra, pastu ku kan menunggu [x3]
Karena ku yakin, Kau hanya untukku [x2]
hanya untukku [x2]

Sebenarnya ga ada maksud untuk ber melankolis ria.., tapi lagu ini benar-benar enak di dengar. Sebenarnya sieh lagu lama, pertama kali di nyanyiin ama mas Chrisye.


Berhubung yang ciptain mas Yovie, jd yah oke2 sajah kalo di re-make ama mas2 dari Kahitna. Walaupun sedikit berbeda dari mas Chrisye.., tp teteup keren euy..., salute dah buat mas Yovie...


Nah, balik ke melankolis lagi, hohohoho..., well this song special for you "Kak" ^^



regards, taniafdi ^_^

7/17/10

MY GIRL

Hmm..., sebenarnya ini salah satu film lama. Di masanya  film ini cukup terkenal, karena ada Macaulay Culkin si anak Home Alone yang jadi salah satu pemainnya. Tapi kali ini kita sama sekali tidak membahas si anak yang super cerdik itu. Yup, kali ini kita mengulas film My Girl. Film ini salah satu film favorit saya waktu jamannya anak-anak dulu. Sampai-sampai model rambut pemeran anak wanitanya jadi hit di rumah saya. Secara saya cuma punya saudari, kita-kita jadinya berlomba-lomba bikin model rambutnya, alias ekor kuda.Walaupun rambut pendek (sama sekali ga mendukung untuk ekor kuda) tapi tetep maksain. Kalo diinget-inget..., berasa dudul banget. Maklumlah, masih anak-anak... :) .

Kembali ke film. Film ini berseting musim panas tahun 1972. Bercerita tentang seorang anak perempuan bernama Vada Sultenfuss (Anna Chlumsky), yang sifatnya tomboy dan agak hiponkondria. Ayah Vada adalah seorang duda yang sama sekali tidak mengerti akan anaknya sehingga cenderung mengabaikan anak perempuan satu-satunya ini. Profesinya adalah seorang ahli pemakaman gitu (kalo ga salah), profesi sang ayah membuat si anak tumbuh dan berkembang dengan menganggap kematian sebagai suatu hal yang sangat mengerikan. Vada juga berpikiran bahwa ia lah yang membunuh sang ibu, karena ibunya meninggal saat melahirkannya. Vada sering diejek oleh anak perempuan lainnya karena satu-satunya sahabat dekatnya adalah Thomas J Sennett (Macaulay Culkin), seorang anak laki-laki yang tidak populer sama sekali. Pengalaman musim panas Vada mengantarkannya pada tahap-tahap pendewasaan yang harus dihadapinya tanpa seorang ibu.

Secara overall, film ini cukup berkesan.., setidaknya nilai moral yang diambil yaitu bagaimana kita "bersahabat" dengan kesedihan dan belajar menerima sesuatu yang ada di depan mata. Cukup untuk direkomendasikan di tonton di akhir pekan.


regards, taniafdi ^_^

Traksi dalam Orthopedi.

Traksi mempunyai peran penting dalam tatalaksana orthopedi. Traksi dapat digunakan untuk mereposisi fraktur dan dapat digunakan untuk mempertahankan posisi frkatur (retaining/imobilisasi). Tujuan traksi yaitu mempertahankan panjang suatu ekstrimitas, mempertahankan kesegarisan (alignment) maupun keseimbangan (stability) pada fraktur.

Dengan pemasangan traksi gerakan suatu sendi dimungkinkan dengan sekaligus tetap mempertahankan kesegarisan fragmen-fragmen tulang. Dengan traksi spastisitas otot yang disebabkan penyakit pada tulang dan sendi dapat direlaksasi. Dengan traksi tungkai yang mengalami pembengkakan dapat ditinggikan sehingga mengurangi pembengkakan.

Jenis-jenis traksi yaitu :

Traksi kulit (Skin traction) :
Traksi yang dilakukan dengan melakukan tarikan pada fragmen fraktur melalui kulit. Traksi kulit biasanya digunakan sebagai terapi sementara (temporary splint) karena keterbatasan pembebanan atau daya tarikan (maksimal beban 6 kg) dan usia traksinya tidak tahan lama (biasanya traksi kulit harus diganti maksimal 2 minggu). Namun traksi kulit juga dapat digunakan sebagai terapi definitif, misalnya pada terapi fraktur femur pada anak usia 5 tahun dengan Bryant traction (gambar pertama), atau pada usia di atas 5 tahun dengan Hamilton-Russell traction (gambar ke-2). Komplikasi traksi kulit meliputi : kerusakan pada kulit (bulae) dan cedera saraf tepi (cedera nervus peroneus).


Traksi tulang (Bone traction) :
Traksi yang dilakukan dengan melakukan tarikan pada fragmen fraktur melalui tulang (memasang steimann pin pada tulang). Traksi tulang dapat digunakan sebagai terapi definitif. Contoh traksi tulang definitif yaitu Balance Skeletal Traction pada fraktur femur (gambar ke-3). Komplikasi yang sering timbul pada traksi tulang adalah : infeksi pada pin (pin tract infection) dan pin yang kendur (pin loosening). Sedangkan komplikasi lainnya yang dapat terjadi adalah komplikasi umum terapi konservatif pada fraktur yaitu yang lebi dikenal sebagai fracture disease terdiri dari : kekuatan sendi (joint stiffness), osteoporosis (disuse osteoporosis) dan atropi otot.








Sumber : Gunawan B. Tatalaksana Cedera Ekstrimitas dalam Jurnal Kedokteran Indonesia Medicinal. Ed IX, vol 3, 15 April - 15 Mei 2010. 34.

regards, Tania ^_^

Konsep "Rantai Hangat" pada Tatalaksana Hipotermia Bayi Baru Lahir.

Bayi harus tetap berada dalam keadaan yanga hangat di tempat kelahirannya (di rumah ataupun di rumah sakit) dan selama transportasi apabila perlu dirujuk. "Rantai Hangat" adalah situasi dimana 10 prosedur yang saling terkait dilakukan segera setelah lahir dan seterusnya, yang akan meminimalisir kemungkinan terjadinya hipotermia pada neonatus.

1. Ruang persalinan yang hangat (>25 derajat C).
2. Resusitasi yang hangat.
3. Pengeringan segera.
4. Kontak kulit ke kulit antara bayi dan ibunya.
5. ASI.
6. Menunda dimandikan dan penimbangan.
7. Pakaian dan lokasi tidur yang layak.
8. Rawat gabung.
9. Transportasi yang hangat.
10. Pelatihan / kesadaran tenaga kesehatan.


regards, taniafdi ^_^

Karakteristik Pasien Asma Atopik dan Non Atopik.

Berbagai literatur menunjukkan 50-70% kasus asma yang berhubungan dengan inflamasi eosinofilik (asma atopik) jalan nafas, sementara sisanya berhubungan dengan inflamasi non eosonofilik (asma non atopik).

Hasil penelitian membuktikan bahwa mekanisme inflamasi eosinofilik (asma atopik), yang terlibat dalam peningkatan hipereaktivitas bronkus dan obstruksi jalan nafas yang reversibel yang sesuai dengan karakteristik asma, juga untuk memberikan gambaran seberapa besar kasus asma non atopik pada pasien asma kontrol dan karakteristiknya.

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan Poli Klinik Paru Bagian Dalam Fakultaa Kedokteran Universitas Padjajaran atau Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung yang datang dalam keadaan serangan asma.

Hasil penelitian menunjukkan, dalam kurun waktu tanggal 14 sampai 29 Agustus 2009, didapatkan 19 jumlah kasus yang terdiri dari 8 pasien laki-laki (42,11%) dan 11 pasien perempuan (57,89%). Rentang usia 42 sampai 72 tahun, dengan rata-rata usia 51,7 tahun. Lamanya mengidap asma terlama sejak kecil 2 pasien (10,52%) dan terpendek kurang dari 1 tahun 1 pasien (5,23%).

Ada tiga faktor pencetus serangan asma adalah terpapar udara dingin 40,54%, terpapar debu 21,62%, dan rasa capai 10,81%. Riwayat merokok didapatkan pada 47,37% pasien. Didapatkan 16 pasien (84,21%) dengan riwayat atopik, dan 3 pasien (15,79%) tanpa riwayat atopik.

Didapatkan 33,33% kasus dengan peningkatan kadar eosinofil, sedangkan pada 66,67 kasus tidak didapatkan peningkatan kadar eosinofil tersebut. Kadar IgE meningkat pada 11,11% kasus, sementara kadar IgE normal didapatkan pada 88,89% kasus.

Bi;a dilihat dari kadar IgE yang menjadi pembeda antar asma atopik dan asma non atopik, sama non atopik, maka hasil penelitian ini berbeda cukup jauh dari teori yang didapatkan dari beberapa referensi yang, dimana pada penelitian ini didapatkan kadar IgE normal (asma non atopik) didapat pada 88,89% kasus dan hanya 11,11% kasus saja dengan kadar IgE meningkat (asama atopik), sementara dari referensi yang ada, asma atopik berperan pada 50-70% kasus asma.

Sumber : Medicinal Jurnal Kedokterak Indonesia, edisi IX, vol 3, 15 April - 15 Mei 2010.

regards, taniafdi ^_^

Current Perpective on Beta Blockers in Hypertension

Sejak ditemukannya obat penyekat beta (beta blocker) sebagai obat anti iskemia, anti hipertensi, dan anti gagal jantung beberapa dekade lalu, perannya sebagai anti gagal jantung dan anti iskemia bertambah kuat. Sementara itu, perannya sebagai anti hipertensi pada populasi tanpa indikasi tambahan (compelling indications) masih dipertanyakan oleh sebagian kelompok profesi seperti The National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE) yang berkolaborasi dengan The British Hypertension Society (BHS), dan juga The Canadian Hypertension Education Program (CHEP).

BHS-NICE menempatkan penyekat beta sebagai pilihan ke-4 dalam pengobatan hipertensi setelah inhibitor ACE, antagonis kalsium, dan diuretik thiazide. Sementara itu, CHEP tidak merekomendasikan penggunaan penyekat beta sebagai obat pilihan pertama pada penderita hipertensi tanpa indikasi tambahan yang berusia di atas 60 tahun. Berbeda dengan dua organisasi ini, pedoman tatalaksana (guidelines) hipertensi yang dikeluarkan oleh dua organisasi besar dari Amerika dan Eropa tetap merekomendasikan penggunaan penyekat beta sebagai pilihan pertama tanpa memandang usia. The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) dari Amerika maupun gabungan European Society of Hypertension (ESH) dan European Society of Hypertension (ESC) menempatkan peran penyekat beta simbang dengan obat anti-hipertensi lain dalam pengobatan hipertensi tanpa indikasi tambahan.

Keberatan menggunakan penyekat beta pada penderita hipertensi tanpa indikasi tambahan terutama dihubungkan dengan efek dis-metabolik yang diakibatkannya seperti terjadinya diabetes melitus onset baru maupun gangguan metabolisme lemak. Satu-satunya keberatan yang masuk akal untuk menggunakan penyekat beta sebagai obat pilihan pertama adalah pada penderita hipertensi dengan sindrom metabolik, mengingat penderita ini beresiko tinggi untuk menjadi diabetes di masa depan. Dalam keadaan ini, penggunaan penyekat beta sebagai tambahan pada obat anti-hipertensi lain disaat tekanan darah tidak dapat dikontrol dengan obat tunggal.

Dalam keadaan terdapat indikasi tambahan berupa penyakit jantung iskemik atau gagal jantung, penyekat beta mutlak harus digunakan (kecuali ada indikasi kontra). Artinya, keberatan terhadap penggunaan penyekat beta (efek dis-metabolik) harus disampingkan mengingat penyekat beta dapat menurunkan resiko kematian. Pilihan penyekat beta yang tepat, dalam keadaan ini, adalah penyekat beta yang selektif terutama yang mempunyai aktifitas simpatomimetik intrinsik (ISA) rendah seperti bisoprolol atau metaprolol.

Penyekat beta mempunyai beberapa indikasi kontra bagi jantung (gagal jantung berat, bradikardia berat, dan blok AV derajat 2 dan 3), paru (asma bronkiale dan konstriksi bronkus), dan pembuluh darah perifer (gangren klaudikasio berat, nekrosis kulit). Sementara itu, penyakit paru obdtruktif kronis, disfungsi ereksi dan penyakit pembuluh darah perifer ringan bukan merupakan indikasi kontra, terutama jika dihadapkan pada penyekat beta yang selektif (bisoprolol, metoprolol).

Dipresentasikan oleh dr.Erwinanto SpJP(K). Dalam acara The 5th Cirebon Cardiology Update. Tanggal 17-18 Juli 2010, di Grage Multi Function, Grage Hotel Cirebon.

regards, taniafdi ^_^

7/9/10

New Journal Article

Identification of Late-Onset Hypogonadism in Middle-Aged and Elderly Men


Effects of Medical Therapies on Retinopathy Progression in Type 2 Diabetes


Early Use of TIPS in Patients with Cirrhosis and Variceal Bleeding

Nilotinib versus Imatinib for Newly Diagnosed Chronic Myeloid Leukemia

Antiretroviral Regimens in Pregnancy and Breast-Feeding in Botswana


What's Best in the Treatment of Stress Urinary Incontinence?

Study Finds No Overall Increased Brain Tumor Risk from Cell Phones

regards, taniafdi ^_^

Health News

Fish Oil May Reduce Risk of Breast Cancer 

Exercise May Lower Women's Risk of Dementia Later in Life

Giving Birth Many Times Linked To Increased Risk Of Heart Disease


Study: Lifestyle May Not Prevent Alzheimer's

Healthy diet linked to lower risk of cataracts in women

Risk of Colon Cancer Double for Older Women With Type 2 Diabetes


 
regards, taniafdi ^_^

7/6/10

Untukku

Disaat engkau disana
Kadang langit terasa gelapnya

Kemana langkahku pergi
Slalu ada bayangmu
Ku yakin makna nurani
Kau takkan pernah terganti

Saat lautan kau sebrangi
Janganlah ragu bersauh
Ku percaya hati kecilku
Kau takkan berpaling

Reff:
Walau keujung dunia, pasti akan kunanti
Meski ke tujuh samudra, pastu ku kan menunggu
Karena ku yakin, Kau hanya untukku

Saat lautan kau sebrangi
Janganlah ragu bersauh
Ku yakin makna nurani
Kau takkan pernah terganti

Pandanglah bintang berpijar
Kau tak pernah tersembunyi
Dimana engkau berada
Disana cintaku

*back to reff*

Disaat engkau disana
Kadang langit terasa gelapnya
Namun bintang kan tunjukan
Rinduku pada dirinya

Walau keujung dunia, pasti akan kunanti
Meski ke tujuh samudra, pastu ku kan menunggu [x3]
Karena ku yakin, Kau hanya untukku [x2]
hanya untukku [x2]

Sebenarnya ga ada maksud untuk ber melankolis ria.., tapi lagu ini benar-benar enak di dengar. Sebenarnya sieh lagu lama, pertama kali di nyanyiin ama mas Chrisye.


Berhubung yang ciptain mas Yovie, jd yah oke2 sajah kalo di re-make ama mas2 dari Kahitna. Walaupun sedikit berbeda dari mas Chrisye.., tp teteup keren euy..., salute dah buat mas Yovie...


Nah, balik ke melankolis lagi, hohohoho..., well this song special for you "Kak" ^^



regards, taniafdi ^_^